Sabtu, 24 Oktober 2009

Giliran Anggota TNI Ditembaki di Freeport

Armada Freeport Mulai Beroperasi Lagi

JAYAPURA–Aksi penembakan orang tidak dikenal (OTK) di areal PT Freeport Indonesia, masih terus terjadi. Setelah sebelumnya, iring-iringan kendaraan yang pengangkut karyawan ditembaki, mangakibatkan 2 karyawan tertembak, kini giliran salah satu anggota TNI menjadi sasaran penembakan.

Penembakan itu terjadi Rabu (22/10) sekitar pukul 15.00 WP di mile 38 dan mile 39 Kali Kopi Timika, Papua.

Kali ini penembakan diarahkan pada truk milik TNI Angkatan Darat seusai mengantar logistik bagi Satgas TNI AD yang sedang berjaga di areal tersebut.

Kabid Humas Polda Papua, Kombes Polisi Drs Agus Rianto, mengatakan, penembakan yang dilakukan orang tidak dikenal itu, mengenai salah satu anggota TNI, hanya saja tidak sampai mengancam nyawa korban.

Pasca penembakan tersebut, kata Rianto, polisi bersama aparat gabungan dari TNI langsung melakukan penyisiran di sekitar lokasi.” Hanya saja pelaku sangat menguasai medan,” ungkapnya kepada wartawan

Ditambahkan, pelaku penembakan diduga memiliki keterkaitan dengan kasus penembakan lainnya yang terjadi beberapa waktu lalu di areal PT Freeport. Pasalnya motif penembakan yang dilakukan tidak jauh berbeda dengan kejadian sebelumnya.

Hal senada diungkapkan Kapolda Papua Irjen Pol FE Bagus Ekodanto.

"Memang ada insiden tersebut dan dari laporan, saat korban terkena tembakan di bagian paha dan saat ini masih dirawat di RS Mitra Masyarakat, Timika," ujar Kapolda Papua kepada wartawan, Kamis.

Dikatakan, dari laporan yang diperoleh, terungkap bahwa insiden itu terjadi saat korban bersama rombongan kembali dari Kali Kopi seusai berpatroli.

Ketika ditanya tentang meningkatnya penyerangan yang dilakukan OTK, Kapolda Papua menduga itu dilakukan kelompok OTK guna menunjukkan keberadaan mereka apalagi saat ini menjelang 1 Desember.

Walaupun terjadi peningkatan penyerangan yang dilakukan OTK, belum berencana menambah pasukan. Pasukan yang ada masih dirasa dirasa cukup, apalagi dalam melaksanakan operasi Polri didukung TNI.

"Kami terus melakukan patroli gabungan, dan menambah pos-pos di sepanjang ruas jalan Timika-Tembagapura terutama kawasan yang dianggap rawan namun karena medan yang cukup sulit menyebabkan OTK masih dapat melakukan penyerangan," ungkap Kapolda Bagus Ekodanto.

Kasus penembakan di kawasan PT Freeport terjadi sejak 11 Juli itu telah menewasakan empat orang, dua di antaranya karyawan PT Freeport dan dua anggota Polri, serta mencederai puluhan orang baik anggota Polri, TNI maupun karyawan PT.Freeport. Kendaraan Freeport sendiri dibatasi hanya boleh melintas di siang hari mulai pukul 06.00 WIT hingga 18.00 WIT, itupun harus berkonvoi dan dikawal aparat.

Sementara itu, setelah dua hari pascainsiden penembakan terhadap bus karyawan PT Freeport Indonesia di Mile 42 ruas jalan Timika-Tembagapura, pada Selasa (20/10), hari ini ratusan karyawan kembali ke tempat kerja mereka di Tembagapura.

Yanus Msen selaku perwakilan manajemen Freeport mengatakan, hari ini karyawan yang berangkat ke Tembagapura dari terminal Gorong-gorong Timika mencapai lebih dari 500 orang.

Para karyawan menumpang 21 bus, 9 bus berangkat pukul 08.00 WIT dan 12 bus lainnya baru berangkat siang hari sekitar pukul 14.00 WIT dengan pengawalan ketat aparat keamanan.

Pada saat bersamaan, karyawan dengan jumlah yang sama bertolak dari Tembagapura menuju Timika untuk istirahat kerja (off). "Mobilitas karyawan yang naik maupun turun dari Tembagapura disesuaikan dengan situasi keamanan. Jika kondisi keamanan rawan, maka operasional bus karyawan dihentikan sementara waktu sampai situasi pulih," jelas Yanus saat berdialog dengan anggota DPRD Mimika dan perwakilan isteri karyawan Freeport, Kamis siang.

Rekan Yanus, Adolf Ansaka mengatakan selama insiden penembakan terhadap kendaraan perusahaan sejak Juli-September operasional perusahaan tambang emas dan tembaga itu tetap berjalan seperti biasa.

Sementara itu para isteri karyawan Freeport menuntut DPRD Mimika menghadirkan Presiden Direktur & CEO PT Freeport, Armando Mahler dalam pertemuan lanjutan membahas situasi keamanan di areal Freeport, Senin pekan depan.

"Kami minta Pak Armando harus hadir untuk memberi jaminan kepada kami istri-istri dan anak karyawan Freeport yang selama ini turut menjadi korban aksi kekerasan di areal perusahaan," kata Lilik K Abbas.

Rekannya, Yosefina Wosiri mendesak SPSI dan Tongoi Papua agar meminta manajemen Freeport menghentikan sementara aktivitas perusahaan jika situasi keamanan masih rawan.

Ia mengatakan, aksi teror yang terjadi selama empat bulan di areal Freeport seharusnya bisa ditangani aparat keamanan lantaran lokasi penembakan hanya di sekitar Mile 40-50.

Di sisi lain, kata Yosefina, jumlah aparat keamanan sudah sangat banyak yang mencapai 1.320 personel dan pos-pos aparat gabungan TNI dan Polri telah dibangun di sepanjang ruas jalan Timika-Tembagapura.

Namun ironisnya, aksi penembakan terus terjadi hingga saat ini dengan target para karyawan Freeport. (cr4/ant)

Share This
Subscribe Here

0 komentar:

Posting Komentar

Terimaksih atas komentar anda

 

Kekerasan Militer

Kekerasan Militer

Followers

Site Info

My Blog List

Ads Banner

Berita dari Papua Copyright © 2009 BeMagazine Blogger Template is Designed by Blogger Template
In Collaboration with fifa